Senin, 12 Oktober 2015

PENILAIAN KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN DUA ANALISIS RASIO LIKUIDITAS DAN SOLVABILITAS

KATA PENGANTAR


Segala puji bagi Allah SWT yang telah menolong hamba-Nya sehingga dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu dan penuh kemudahan, tanpa pertolongan Allah mungkin makalah ini tidak akan terselesaikan dengan baik.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memahami Makalah ini memuat tentang ”PENILAIAN KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN DUA ANALISIS RASIO  LIKUIDITAS DAN SOLVABILITAS” mengucapkan banyak terimakasih teman-teman yang telah membantu penyusunan makalah ini.
Semoga makalah ini bermamfaat makalah ini masih banyak kekurangan, penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca. Terima Kasih,


                                                                                                             Penyusun










DAFTAR ISI













 



 

BAB I

PENDAHULUAN


Persaingan antar perusahaan maupun antar negara tersebut berlangsung secara bebas dan ketat karena banyak bermunculan perusahaan asing di dalam negeri yang disebabkan oleh semakin tipisnya batas antar negara. Kondisi seperti ini menyebabkan perusahaan harus mampu meningkatkan kinerjanya. Kinerja suatu perusahaan sangat tergantung pada bagaimana manajemen mengelola keuangan dan melaksanakan aktivitas perusahaan tersebut. Oleh karena itu, pihak manajemen dituntut untuk mampu meningkatkan kemampuan dan profesionalismenya. Hal ini bertujuan agar manajemen perusahaan mampu mencapai tujuan-tujuan perusahaan yang telah ditetapkan sebelumnya.

Kinerja yang baik akan dapat membantu manajemen dalam pencapaian tujuan perusahaan. Semakin tinggi kinerja perusahaan, maka akan semakin baik pula nilai perusahaan di mata investor. Salah satu cara untuk menilai kinerja keuangan pada saat ini maupun prospek usaha yang akan datang adalah dengan cara menganalisis laporan keuangan perusahaan yang terdiri dari neraca dan laporan laba rugi. Alat analisis yang sering digunakan untuk mengetahui kinerja keuangan adalah rasio keuangan. Analisis rasio keuangan bersifat menyeluruh karena mencakup tingkat efisiensi perusahaan dalam penggunaan aktivanya dan dapat mengukur tingkat keuntungan yang dihasilkan perusahaan.

Tujuan analisis ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana efektivitas perusahaan dalam mengelola keuangannya. Analisis rasio ini mencakup rasio likuiditas dan rasio solvabilitas.

 

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA


A.Rasio likuiditas
Rasio Keuangan atau Financial Ratio adalah merupakan suatu alat analisa yang digunakan oleh perusahaan untuk menilai kinerja keuangan berdasarkan data perbandingan masing-masing pos yang terdapat di laporan keuangan seperti Laporan Neraca, Rugi / Laba, dan Arus Kas dalam periode tertentu.

Laporan Keuangan bertujuan untuk memberikan gambaran informasi mengenai posisi keuangan dan kinerja perusahaan yang dapat dijadikan pedoman dalam mengambil keputusan bisnis.

Analisis Laporan Keuangan dilakukan dengan menganalisa masing - masing pos yang terdapat di dalam laporan keuangan dalam bentuk rasio posisi keuangan dengan tujuan agar dapat memaksimalkan kinerja perusahaan untuk masa yang akan datang.

Setiap tutup periode akhir bulan biasanya accounting menyiapakan dan menyusun Laporan Keuangan yang terdiri dari Laporan Neraca, Rugi Laba, Arus Kas, Perubahan Modal, dan Laporan tersebut diserahkan ke pimpinan perusahaan. Hal umum yang biasa terjadi adalah mereka hanya fokus terhadap Laporan Laba Rugi, namun ada hal yang lebih penting yang perlu disajikan dalam penyampaian laporan ini yaitu mengenai Analisis Laporan Keuangan.


Analisis Laporan dan Rasio Keuangan Perusahaan


Tujuan Analisis Laporan Keuangan Perusahaan

Tujuan utama analisis laporan keuangan adalah sebagai berikut:
Sebagai alat barometer untuk melakukan forecasting atau memproyeksikan posisi keuangan dimasa yang akan datang.
Mereview kondisi perusahaan saat ini, permasalahan dalam manajemen, operasional maupun, keuangan.
Alat ukur untuk melakukan efisiensi di semua departemen perusahaan.


Metode dan Tehnik Analisis Laporan Keuangan Perusahaan

Dalam menganalisa laporan keuangan terdapat beberapa metode yang bisa dijadikan tolak ukur untuk menilai posisi keuangan perusahaan antara lain:

1. Metode Analisa Pertumbuhan

Tehnik analisa yang disusun dengan membandingkan kenaikan atau penurunan posisi laporan keuangan pada suatu periode tertentu dengan periode lainnya dari masing-masing pos yang terdapat di dalam laporan keuangan tersebut dengan menggunakan nilai persentase.

Data yang disajikan bisa dengan membandingkan kenaikan atau penurunan masing-masing pos laporan keuangan bulan lalu dengan bulan sekarang, atau periode Year to Date periode yang sama tahun lalu dengan sekarang.

2. Metode Trend dan Indeks

Teknik analisa hampir sama dengan Metode Analisa Pertumbuhan namun angka pembanding adalah laporan keuangan periode tertentu yang dijadikan indeks dan dipilih sebagai tahun dasar. Teknik tren ini sangat berguna untuk memproyeksikan laporan keuangan di masa yang akan datang dengan menggunakan data historis.

3. Metode Analisis Rasio

Teknik analisis dengan membandingkan masing-masing pos laporan keuangan yang relevan atau data yang signifikan.
Rasio Likuiditas merupakan suatu indikator mengenai kemampauan perusahaanperuasahaan membayar semua kewajiban fianansial jangka pendek pada saat jatuh tempo dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia. Likuidiatas tidak hanya berkenaan dengan keadaan keseluruhan keuangan perusahaan, tetapi juga berkaitan dengan kemampuannya mengubah aktiva lancar tertentu menjadi uang kas.
Riyanto (2008:25) menyatakan bahwa likuiditas adalah masalah yang berhubungan dengan masalah kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban financialnya yang segera harus dipenuhi.
Suatu perusahaan yang mempunyai alat-alat likuid sedemikian besarnya sehingga mampu memenuhi segala kewajiban financialnya yang segera harus terpenuhi, dikatakan bahwa perusahaan tersebut likuid, dan sebaliknya apabila suatu perusahaan tidak mempunyai alat-alat likuid yang cukup untuk memenuhi segala kewajiban financialnya yang segera harus terpenuhi dikatakan perusahaan tersebut insolvable.

Rasio likuiditas adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Rasio-rasio ini dapat dihitung melalui sumber informasi tentang modal kerja yaitu pos-pos aktiva lancar dan hutang lancar. Dengan demikian rasio likuiditas berpengaruh dengan kinerja keuangan perusahaan sehingga rasio ini memiliki hubungan dengan harga saham perusahaan.


Jenis-Jenis Rasio Likuiditas
1. Current Ratio (Rasio Lancar)
Current ratio merupakan perbandingan antara aktiva lancar dan kewajiban lancar dan merupakan ukuran yang paling umum digunakan untuk mengetahui kesanggupan suatu perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya.

Current ratio menunjukkan sejauh mana akitva lancar menutupi kewajiban-kewajiban lancar. Semakin besar perbandingan aktiva lancar dan kewajiban lancar semakintinggi kemampuan perusahaan menutupi kewajiban jangka pendeknya.

Current ratio yang rendah biasanya dianggap menunjukkan terjadinya masalah dalam likuidasi, sebaliknya current ratio yang terlalu tinggi juga kurang bagus, karean menunjukkan banyaknya dana menganggur yang pada akhirnya dapat mengurangi kemampulabaan perusahaan (Sawir, 2009:10).

Apabila mengukur tingkat likuiditas dengan menggunakan current ratio sebagai alat pengukurnya, maka tingkat likuiditas atau current ratio suatu perusahaan dapat dipertinggi dengan cara (Riyanto, 2001:28):
Dengan utang lancar tertentu, diusahakan untuk menambah aktiva lancar.
Dengan aktiva lancar tertentu, diusahakan untuk mengurangi jumlah utang lancar.
Dengan mengurangi jumlah utang lancar sama-sama dengan mengurangi aktiva lancar.
Current ratio dapat dihitung dengan formula:
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhSIjVw9JBVqP1YEDAgn2gzI1KwnLnMZbOGEFOW2_TaaRt_UIE-PQi6Rxl-dg-y-VKzlXfejBGO9YClxLkNHXOXka8wtW1GDzZBNIsYJApcEo8GfRu8O_8ayY4T8en7BFPbdpiyTihWrr8/s1600/Current+ratio.jpg
Rasio ini disebut juga acid test rasio yang juga digunakan untuk mengukur kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Penghitungan quick ratio dengan mengurangkan aktiva lancar dengan persediaan.

Hal ini dikarenakan persediaan merupakan unsur aktiva lancar yang likuiditasnya rendah dan sering mengalami fluktuasi harga serta menimbulkan kerugian jika terjadi likuiditas. Jadi rasio ini merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan aktiva lancar yang paling likuid mampu menutupi hutang lancar.

Sawir (2009:10) mengatakan bahwa quick ratio umumnya dianggap baik adalah semakin besar rasio ini maka semakin baik kondisi perusahaan.

Quick ratio dapat dihitung dengan formula :
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh0cX4kOvLLdNwoGHdSDY3JKCSojYUre-N-N4NJDLs-_KCLJlWmqhZMLv9fzDq4fiRaU37Tt-h0RE1iQNu-XKl-beYHTbmXaUPcPHQr_k6FzaD_Ag_fTpuHRzDEYvhU12WTTZmEzUX0S0Q/s1600/Quick+Ratio.jpg
Rasio ini merupakan rasio yang menunjukkan posisi kas yang dapat menutupi hutang lancar dengan kata lain cash ratio merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan kas yang dimiliki dalam manajemen kewajiban lancar tahun yang bersangkutan.
Cash Ratio dapat dihitung dengan formula:
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjrLoCKeuGmZCTvM00PK8nM1pg7n-3Er-ndiK15NBjNfhyYi8ePABP7uk79IR2Ey9r19Ah702AosHJcegBYER46f3taht-kzQ6zWi9UQzXC2UpU4ZeUd5fLx8DmG-jHwzCCjuUr0xS_9Ho/s1600/Cash+Ratio.jpg




Solvabilitas suatu perusahaan menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban financialnya baik jangka pendek maupun jangka panjang apabila sekiranya perusahaan dilikuidasi.

Suatu perusahaan yang solvable berarti bahwa perusahaan tersebut mempunyai aktiva atau kekayaan yang cukup untuk membayar semua hutanghutang nya begitu pula sebaliknya perusahaan yang tidak mempunyai kekayaan yang cukup untuk membayar hutang-hutangnya disebut perusahaan yang insolvable.

Syafri (2008:303) menyatakan bahwa Rasio solvabilitas adalah rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam membayar kewjiban jangka panjangnya/ kewajiban-kewajibannya apabila perusahaan di likuidasi.
Jenis-jenis Rasio Solvabilitas
Rasio solvabilitas antara lain :
1. Rasio hutang modal / Debt to Equity Ratio
Rasio hutang modal menggambarkan sampai sejauh mana modal pemilik dapat menutupi hutang-hutang kepada pihak luar dan merupakan rasio yang mengukur hingga sejauh mana perusahaan dibiayai dari hutang. Rasio ini disebut juga rasio leverage.

Rasio leverage merupakan rasio untuk mengukur seberapa bagus struktur permodalan perusahaan. Struktur permodalan merupakan pendanaan permanen yang terdiri dari hutang jangka panjang, saham preferen dan modal pemegang saham (Wahyono, 2002:12).

Struktur modal adalah pembelanjaan permanen dimana mencerminkan pengimbangan antar hutang jangka panjang dan modal sendiri. Modal sendiri adalah modal yang berasal dari perusahaan itu sendiri (cadangan, laba) atau berasal dari mengambil bagian, peserta, atau pemilik (modal saham, modal peserta dan lain-lain) (Riyanto, 2008:22).

Jadi dapat disimpulkan bahwa debt to equity ratio merupakan perbandingan antara total hutang (hutang lancar dan hutang jangka panjang) dan modal yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajibannya dengan menggunakan modal yang ada.

Rasio hutang modal dihitung dengan formula:
debt to equity ratio=total hutang / modal (equity)
Rasio Hutang Modal

Menurut Syafri (2008:303) semakin kecil rasio hutang modal  maka semakin baik dan untuk keamanan pihak luar rasio terbaik jika jumlah modal lebih besar dari jumlah hutang atau minimal sama.
2. Total Asets to Total Debt Ratio/ Debt Ratio
Rasio ini merupakan perbandingan antara total hutang dengan total aktiva. Sehingga rasio ini menunjukkan sejauh mana hutang dapat ditutupi oleh aktiva. Menurut Sawir (2008:13) debt ratio merupakan rasio yang memperlihatkan proposi antara kewajiban yang dimiliki dan seluruh kekayaan yang dimiliki.

Rasio ini dihitung dengan rumus:
Debt Ratio=total hutang / total aktiva

Apabila debt ratio semakin tinggi, sementara proporsi total aktiva tidak berubah maka hutang yang dimiliki perusahaan semakin besar. Total hutang semakin besar berarti rasio financial atau rasio kegagalan perusahaan untuk mengembalikan pinjaman semakin tinggi.

Dan sebaliknya apabila debt ratio semakin kecil maka hutang yang dimiliki perusahaan juga akan semakin kecil dan ini berarti risiko financial perusahaan mengembalikan pinjaman juga semakin kecil.
3. Times Interest Earned
Time interest earned merupakan perbandinganantara laba bersih sebelum bunga dan pajak dengan beban bunga dan merupakan rasio yang mencerminkan besarnya jaminan keuangan untuk membayar bunga utang jangka panjang.

Sawir (2008:14) mengatakan bahwa: Rasio ini juga disebut dengan rasio penutupan (coverage ratio), yang mengukur kemampuan pemenuhan kewajiban bunga tahunan dengan laba operasi (EBIT) dan mengukur sejauh mana laba operasi boleh turun tanpa menyebabkan kegagalan dari pemenuhan kewajiban membayar bunga pinjaman.

Time Interest Earned dapat dihitung dengan rumus:

Time Interest Earned=laba bersih sebelum bunga dan pajak / beban bunga

Jadi rasio solvabilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk memenuhi semua kewajibannya, untuk melunasi seluruh hutangnya yang ada dengan menggunakan seluruh aset yang dimilikinya apabila sekiranya perusahaan dilikuidasi. Dengan demikian rasio solvabilitas berpengaruh dengan kinerja keuangan perusahaan sehingga rasio ini memiliki hubungan dengan harga saham perusahaan. keuangan, antara lain :
Ø      Persaingan internasional
Ø      Keuangan internasional
Ø      Kurs pertukaran yang berfluktuasi
Ø      Marger, pengambilalihan, dan restrukturisasi
Ø      Inovasi keuangan dan rekayasa keuangan












Rasio ini berhubungan dengan keputusan pendanaan dimana perusahaan lebih memilih pembiayaan hutang dibandingkan modal sendiri. Adapun jenis rasio yang umumnya digunakan adalah :

Debt to Asset Ratio (DAR)
Yaitu rasio total kewajiban terhadap asset. Rasio ini menekankan pentingnya pendanaan hutang dengan jalan menunjukkan persentase aktiva perusahaan yang didukung oleh hutang. Rumusnya adalah total kewajiaban dibagi total aktiva.

Debt to Equity Ratio (DER)
Yaitu total kewajiban dibagi total ekuitas. Dari perspektif kemampuan membayar kewajiban jangka panjang, semakin rendah rasio akan semakin baik kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka panjang.

Equity Multiplier (EM)
Yaitu total aktiva dibagi total ekuitas. Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam mendayagunakan ekuitas pemegang saham. Rasio ini juga bisa diartikan sebagai berapa porsi dari aktiva perusahaan yang dibiayai oleh pemegang saham. Semakin kecil rasio ini, berarti porsi pemegang saham akan semakin besar, sehingga kinerjanya semakin baik, karena persentase untuk pembayaran bunga semakin kecil.

Interest coverage  (IC)
Yaitu rasio ini berguna untuk mengetahui kemampuan laba dalam membayar biaya bunga untuk periode sekarang. Investor dan kreditor lebih menyukai rasio yang tinggi karena rasio yang tinggi menunjukkan margin keamanan dari investasi yang dilakukan. Rumusnya adalah laba sebelum pajak dan biaya bunga (EBIT) dibagi biaya bunga.





BAB III

KESIMPULAN


Jika dilihat secara sepintas analisis rasio sangat teknis dan mekanis. Namun jika dilakukan dengan cara benar, justru yang terjadi sebaliknya, analisis rasio memerlukan pemikiran dan investigasi yang menarik. Tantangan utama dari seorang analis bukan terletak  pada bagaimana  melakukan  perhitungan rasio-rasio perusahaan tetapi pada bagaimana melakukan analisis dan menginterpretasikan rasio-rasio keuangan yang muncul. Jika analisis rasio ini dilakukan dengan benar, maka dihasilkan rasio-rasio yang sangat berguna karena dapat memberikan gambaran bagaimana aktifitas perusahaan dijalankan dan bagaimana tendensinya serta kondisi perusahaan dimasa datang dalam jangka pendek.
Analisis rasio yang dapat digunakan untuk melihat kinerja perusahaan dalam jangka pendek adalah rasio liquiditas (modal ke‹ja), termasuk ke dalam rasio ini adalah current ratio, acid test ratio, receivable turn over, inventory turn over, tingkat tersedianya uang kas untuk membelanjai operasional perusahaan, i+'on/ftp turn over dan current: asset turn over.
Rasio solvabilitas digunakan untuk melihat bagaiman kinerja keuangan dalam jangka panjang. Kodisi keuangan yang baik dalam jangka pendek tidak menjamin adanya kondisi keuangan keuangan yang baik juga dalam jangka panjang, termasuk dalam rasio ini adalah rat/o o/° owners equity to total assets, ratio of owners equity to fixed assets, ratio of fixed assets to lonp term liabilities
Selain rasio solvabilitas, rasio rentabilitas juga digunakan untuk menilai bagaimana kinerja keuangan perusahaan dalam jangka panjang, termasuk dalam rasio ini adalah prove profit marpin,operatinp profit marpin dan net profit marpin, return on investment   (POS), return on equity(POE).


Analisis laporan keuangan mempunyai beberapa keterbatasan:
1) Data akuntansi dicatat dalam historical cost,
2) metode akuntansi yang dipakai bias mengaburkan gambaran profitabilitas dan resiko perusahaan,
3) upaya pemolesan laporan keuangan bisa dilakukan oleh pihak manajemen,
 4) apabila perusahaan mempunyai divisi, biasanya informasi perdivisi tidak lengkap dan
5) inflasi akan mempengaruhi gambaran perusahaan. Penentuan baik tidaknya suatu angka-angka keuangan dengan membandingkan angka tersebut dengan standar industri memerlukan pertimbangan lebih lanjut.









DAFTAR PUSTAKA


- Sawir, Agnes, 2009. Analisa Kinerja Keuangan dan Perencanaan keauangan Perusahaan, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

-Syafri Harahap, Sofyan, 2008. Analisa Kritis atas Laporan Keuangan, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

-Syamsuddin, Lukman, 2001. Manajemen Keuangan Perusahaan, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Lukviarman,    Niki. 2006.      Dasar-Dasar    Manajemen      Keuangan.       Padang            : Andalas University Press
Munawir S. 1990. Analisa Laporan I¢euanpan. Edisi Keempat, Yokyakarta: Liberty Weston, 1. Fred & Copeland, E. thomas. 1991. Manajemen I¢euanpan. edisi Kedelapan,
Jilid 1, Jakarta : Erlangga






Tidak ada komentar:

Posting Komentar