Selasa, 13 Oktober 2015

Membangun Pengenalan Kehidupan Kampus yang Humanis

Mahasiswa baru adalah individu yang sedang berproses menuju kematangan pribadi. Mereka, pada umumnya saat memasuki dunia kampus, belum mengenal proses belajar-mengajar, juga belum mengetahui sarana dan prasarana yang dapat digunakan untuk mendukung proses belajar di Kampus. Selain itu mahasiswa baru juga belum mengenal civitas akademika yang akan berinteraksi dengan mereka selama menempuh pendidikan. Untuk itu perlu adanya kesiapan psikologis maupun sosial agar dapat beradaptasi secara cepat dengan proses belajar-mengajar di dalam kampus. Salah satu karakteristik yang banyak dijumpai pada diri mahasiswa adalah secara psikologis belum siap untuk melaksanakan proses pembelajaran pendidikan tinggi yang berbasis pada otonomi keilmuan dan kebebasan mengembangkan mimbar akademis, untuk menemukan serta membawakan dirinya sebagai model intelektual dalam bermasyarakat di kemudian hari.


Berdasarkan fenomena yang ada pada diri mahasiswa baru, maka kesiapan mahasiswa baru dalam hal akademis, psikologis serta normative-etis untuk memasuki kehidupan kampus sangat penting bagi keberhasilan pendidikan mereka. Oleh karena itu maka mahasiswa baru perlu dipersiapkan sebaik-baiknya. Disisi lain, fakta menunjukkan bahwa proses pembimbingan terhadap mahasiswa baru untuk mengantarkan ke kehidupan pendidikan tinggi sangat beragam. Setiap kampus mengembangkan model pengenalan kampus sesuai dengan intepretasi masing-masing terhadap nilai kepentingan pembimbingan mahasiswa baru dalam memasuki tradisi kehidupan kampusnya. Namun, proses pengenalan kampus yang sangat beragam tersebut tidak dilandasi kajian ilmiah dengan berbagai tujuan esensi penyiapan psikologis-sosial yang sangat diperlukan untuk menunjang keberhasilan mengikuti pendidikan tinggi. Akibatnya dalam praktek penerimaan mahasiswa baru telah terjadi penyimpangan “tradisi”. Antara lain berupa : pelanggaran norma dan etika kesantunan kehidupan, arogansi kekuasaan dan kekerasan fisik dengan akibat kesakitan psikis maupun fisik, bahkan sering menimbulkan adanya korban jiwa yang tidak ternilai harganya.
>Pengenalan kehidupan kampus atau lebih tenar disebut dengan ospek merupakan salah satu cara bagi sebuah kampus dalam mengenalkan berbagai kualitas yang dimiliki oleh kampus tersebut kepada mahasiswa baru. Berdasarkan Panduan Umum Pengenalan Kehidupan Kampus Bagi Mahasiswa Baru yang dikeluarkan oleh Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi (Dikti) tahun 2003 mewajibkan seluruh Perguruan Tinggi di Indonesia melaksanakan sebuah Pengenalan Kehidupan Kampus yang berlaku pada masing-masing Perguruan Tinggi dengan tetap berpedoman pada panduan dari Dikti.
>Perubahan istilah yang awalnya bernama Orientasi Studi dan Pengenalan Kampus (ospek) bertujuan untuk menghilangkan kesan negatif yang telah lama melekat. Perubahan istilah ini juga diikuti dengan perubahan sistem pelaksanaan pengenalan kehidupan kampus yang dulunya kerap menjadi momok yang menakutkan bagi mahasiswa baru. Sebab, sampai sekarang walaupun telah berganti istilah dengan sistem pelaksanaan yang jauh lebih bisa dikatakan manusiawi tetap saja menimbulkan kesan negatif diantara mahasiswa baru. Padahal, sekarang ini pengenalan kehidupan kampus tidak lagi menerapkan sistem perpeloncoan seperti yang telah banyak disaksikan oleh sejarah. Melihat pada panduan umum pengenalan kehidupan kampus bagi mahasiswa baru yang dikeluarkan Dikti terlihat bahwa tujuan umum dari kegiatan pengenalan kampus merupakan suatu upaya memperkenalkan mahasiswa baru pada kegiatan kampus. Sehingga, mahasiswa baru akan menjadi lebih cepat untuk beradaptasi dengan kehidupan kampus. Pengenalan kehidupan kampus diadakan bukan sebagai ajang perpeloncoan ataupun ajang untuk tampil “eksis”, namun sebagai ajang perkenalan bagi mahasiswa baru. Oleh sebab itu, perasaan yang muncul haruslah perasaan senang dan bangga dalam menjalaninya, bukan perasaan terpaksa dan tertekan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar