KATA PENGANTAR
Segala
puji bagi Allah SWT yang telah menolong hamba-Nya sehingga dapat menyelesaikan
makalah ini dengan tepat waktu dan penuh kemudahan, tanpa pertolongan Allah
mungkin makalah ini tidak akan terselesaikan dengan baik.
Makalah
ini disusun agar pembaca dapat memahami Makalah ini memuat tentang ”PENILAIAN KINERJA
KEUANGAN PERUSAHAAN DUA ANALISIS RASIO
LIKUIDITAS DAN SOLVABILITAS” mengucapkan banyak terimakasih
teman-teman yang telah membantu penyusunan makalah ini.
Semoga
makalah ini bermamfaat makalah ini masih banyak kekurangan, penulis
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca. Terima Kasih,
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB
I
PENDAHULUAN
Persaingan antar perusahaan maupun antar
negara tersebut berlangsung secara bebas dan ketat karena banyak bermunculan
perusahaan asing di dalam negeri yang disebabkan oleh semakin tipisnya batas
antar negara. Kondisi seperti ini menyebabkan perusahaan harus mampu
meningkatkan kinerjanya. Kinerja suatu perusahaan sangat tergantung pada
bagaimana manajemen mengelola keuangan dan melaksanakan aktivitas perusahaan
tersebut. Oleh karena itu, pihak manajemen dituntut untuk mampu meningkatkan
kemampuan dan profesionalismenya. Hal ini bertujuan agar manajemen perusahaan
mampu mencapai tujuan-tujuan perusahaan yang telah ditetapkan sebelumnya.
Kinerja yang baik akan dapat membantu
manajemen dalam pencapaian tujuan perusahaan. Semakin tinggi kinerja
perusahaan, maka akan semakin baik pula nilai perusahaan di mata investor.
Salah satu cara untuk menilai kinerja keuangan pada saat ini maupun prospek
usaha yang akan datang adalah dengan cara menganalisis laporan keuangan
perusahaan yang terdiri dari neraca dan laporan laba rugi. Alat analisis yang
sering digunakan untuk mengetahui kinerja keuangan adalah rasio keuangan.
Analisis rasio keuangan bersifat menyeluruh karena mencakup tingkat efisiensi
perusahaan dalam penggunaan aktivanya dan dapat mengukur tingkat keuntungan
yang dihasilkan perusahaan.
Tujuan analisis ini digunakan untuk
mengetahui sejauh mana efektivitas perusahaan dalam mengelola keuangannya.
Analisis rasio ini mencakup rasio likuiditas dan rasio solvabilitas.
BAB
II
TINJAUAN PUSTAKA
A.Rasio
likuiditas
Rasio Keuangan atau Financial Ratio adalah
merupakan suatu alat analisa yang digunakan oleh perusahaan untuk menilai
kinerja keuangan berdasarkan data perbandingan masing-masing pos yang terdapat
di laporan keuangan seperti Laporan Neraca, Rugi / Laba, dan Arus Kas dalam
periode tertentu.
Laporan Keuangan bertujuan untuk memberikan
gambaran informasi mengenai posisi keuangan dan kinerja perusahaan yang dapat
dijadikan pedoman dalam mengambil keputusan bisnis.
Analisis Laporan Keuangan dilakukan dengan menganalisa
masing - masing pos yang terdapat di dalam laporan keuangan dalam bentuk rasio
posisi keuangan dengan tujuan agar dapat memaksimalkan kinerja perusahaan untuk
masa yang akan datang.
Setiap tutup periode akhir bulan biasanya
accounting menyiapakan dan menyusun Laporan Keuangan yang terdiri dari Laporan
Neraca, Rugi Laba, Arus Kas, Perubahan Modal, dan Laporan tersebut diserahkan
ke pimpinan perusahaan. Hal umum yang biasa terjadi adalah mereka hanya fokus
terhadap Laporan Laba Rugi, namun ada hal yang lebih penting yang perlu
disajikan dalam penyampaian laporan ini yaitu mengenai Analisis Laporan
Keuangan.
Analisis
Laporan dan Rasio Keuangan Perusahaan
Tujuan
Analisis Laporan Keuangan Perusahaan
Tujuan
utama analisis laporan keuangan adalah sebagai berikut:
Sebagai
alat barometer untuk melakukan forecasting atau memproyeksikan posisi keuangan
dimasa yang akan datang.
Mereview
kondisi perusahaan saat ini, permasalahan dalam manajemen, operasional maupun,
keuangan.
Alat
ukur untuk melakukan efisiensi di semua departemen perusahaan.
Metode
dan Tehnik Analisis Laporan Keuangan Perusahaan
Dalam
menganalisa laporan keuangan terdapat beberapa metode yang bisa dijadikan tolak
ukur untuk menilai posisi keuangan perusahaan antara lain:
1.
Metode Analisa Pertumbuhan
Tehnik
analisa yang disusun dengan membandingkan kenaikan atau penurunan posisi
laporan keuangan pada suatu periode tertentu dengan periode lainnya dari
masing-masing pos yang terdapat di dalam laporan keuangan tersebut dengan
menggunakan nilai persentase.
Data
yang disajikan bisa dengan membandingkan kenaikan atau penurunan masing-masing
pos laporan keuangan bulan lalu dengan bulan sekarang, atau periode Year to
Date periode yang sama tahun lalu dengan sekarang.
2.
Metode Trend dan Indeks
Teknik
analisa hampir sama dengan Metode Analisa Pertumbuhan namun angka pembanding
adalah laporan keuangan periode tertentu yang dijadikan indeks dan dipilih
sebagai tahun dasar. Teknik tren ini sangat berguna untuk memproyeksikan
laporan keuangan di masa yang akan datang dengan menggunakan data historis.
3.
Metode Analisis Rasio
Teknik
analisis dengan membandingkan masing-masing pos laporan keuangan yang relevan
atau data yang signifikan.
Rasio
Likuiditas merupakan suatu indikator mengenai kemampauan perusahaanperuasahaan
membayar semua kewajiban fianansial jangka pendek pada saat jatuh tempo dengan
menggunakan aktiva lancar yang tersedia. Likuidiatas tidak hanya berkenaan
dengan keadaan keseluruhan keuangan perusahaan, tetapi juga berkaitan dengan kemampuannya
mengubah aktiva lancar tertentu menjadi uang kas.
Riyanto (2008:25) menyatakan bahwa likuiditas
adalah masalah yang berhubungan dengan masalah kemampuan suatu perusahaan untuk
memenuhi kewajiban financialnya yang segera harus dipenuhi.
Suatu perusahaan yang mempunyai alat-alat
likuid sedemikian besarnya sehingga mampu memenuhi segala kewajiban
financialnya yang segera harus terpenuhi, dikatakan bahwa perusahaan tersebut
likuid, dan sebaliknya apabila suatu perusahaan tidak mempunyai alat-alat likuid
yang cukup untuk memenuhi segala kewajiban financialnya yang segera harus
terpenuhi dikatakan perusahaan tersebut insolvable.
Rasio likuiditas adalah rasio yang mengukur
kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Rasio-rasio ini dapat
dihitung melalui sumber informasi tentang modal kerja yaitu pos-pos aktiva
lancar dan hutang lancar. Dengan demikian rasio likuiditas berpengaruh dengan
kinerja keuangan perusahaan sehingga rasio ini memiliki hubungan dengan harga
saham perusahaan.
Jenis-Jenis Rasio Likuiditas
1. Current Ratio (Rasio Lancar)
Current ratio merupakan perbandingan antara
aktiva lancar dan kewajiban lancar dan merupakan ukuran yang paling umum
digunakan untuk mengetahui kesanggupan suatu perusahaan memenuhi kewajiban
jangka pendeknya.
Current ratio menunjukkan sejauh mana akitva
lancar menutupi kewajiban-kewajiban lancar. Semakin besar perbandingan aktiva
lancar dan kewajiban lancar semakintinggi kemampuan perusahaan menutupi
kewajiban jangka pendeknya.
Current ratio yang rendah biasanya dianggap
menunjukkan terjadinya masalah dalam likuidasi, sebaliknya current ratio yang
terlalu tinggi juga kurang bagus, karean menunjukkan banyaknya dana menganggur
yang pada akhirnya dapat mengurangi kemampulabaan perusahaan (Sawir, 2009:10).
Apabila mengukur tingkat likuiditas dengan
menggunakan current ratio sebagai alat pengukurnya, maka tingkat likuiditas
atau current ratio suatu perusahaan dapat dipertinggi dengan cara (Riyanto,
2001:28):
Dengan utang lancar tertentu, diusahakan untuk
menambah aktiva lancar.
Dengan aktiva lancar tertentu, diusahakan
untuk mengurangi jumlah utang lancar.
Dengan mengurangi jumlah utang lancar
sama-sama dengan mengurangi aktiva lancar.
Current ratio dapat dihitung dengan formula:
Rasio ini disebut juga acid test rasio yang
juga digunakan untuk mengukur kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi
kewajiban jangka pendeknya. Penghitungan quick ratio dengan mengurangkan aktiva
lancar dengan persediaan.
Hal ini dikarenakan persediaan merupakan
unsur aktiva lancar yang likuiditasnya rendah dan sering mengalami fluktuasi
harga serta menimbulkan kerugian jika terjadi likuiditas. Jadi rasio ini
merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan aktiva lancar yang paling likuid
mampu menutupi hutang lancar.
Sawir (2009:10) mengatakan bahwa quick ratio
umumnya dianggap baik adalah semakin besar rasio ini maka semakin baik kondisi
perusahaan.
Quick ratio dapat dihitung dengan formula :
Rasio ini merupakan rasio yang menunjukkan
posisi kas yang dapat menutupi hutang lancar dengan kata lain cash ratio
merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan kas yang dimiliki dalam manajemen
kewajiban lancar tahun yang bersangkutan.
Cash Ratio dapat dihitung dengan formula:
Solvabilitas suatu perusahaan menunjukkan kemampuan perusahaan untuk
memenuhi kewajiban financialnya baik jangka pendek maupun jangka panjang
apabila sekiranya perusahaan dilikuidasi.
Suatu perusahaan yang solvable berarti bahwa perusahaan tersebut
mempunyai aktiva atau kekayaan yang cukup untuk membayar semua hutanghutang nya
begitu pula sebaliknya perusahaan yang tidak mempunyai kekayaan yang cukup
untuk membayar hutang-hutangnya disebut perusahaan yang insolvable.
Syafri (2008:303) menyatakan bahwa Rasio solvabilitas adalah rasio yang
menggambarkan kemampuan perusahaan dalam membayar kewjiban jangka panjangnya/
kewajiban-kewajibannya apabila perusahaan di likuidasi.
Jenis-jenis Rasio Solvabilitas
Rasio solvabilitas antara lain :
1. Rasio hutang modal / Debt to Equity Ratio
Rasio hutang modal menggambarkan sampai sejauh mana modal pemilik dapat
menutupi hutang-hutang kepada pihak luar dan merupakan rasio yang mengukur
hingga sejauh mana perusahaan dibiayai dari hutang. Rasio ini disebut juga
rasio leverage.
Rasio leverage merupakan rasio untuk mengukur seberapa bagus struktur
permodalan perusahaan. Struktur permodalan merupakan pendanaan permanen yang
terdiri dari hutang jangka panjang, saham preferen dan modal pemegang saham
(Wahyono, 2002:12).
Struktur modal adalah pembelanjaan permanen dimana mencerminkan
pengimbangan antar hutang jangka panjang dan modal sendiri. Modal sendiri
adalah modal yang berasal dari perusahaan itu sendiri (cadangan, laba) atau
berasal dari mengambil bagian, peserta, atau pemilik (modal saham, modal peserta
dan lain-lain) (Riyanto, 2008:22).
Jadi dapat disimpulkan bahwa debt to equity ratio merupakan perbandingan
antara total hutang (hutang lancar dan hutang jangka panjang) dan modal yang
menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajibannya dengan menggunakan
modal yang ada.
Rasio hutang modal dihitung dengan formula:
debt to equity ratio=total hutang / modal (equity)
Rasio Hutang Modal
Menurut Syafri (2008:303) semakin kecil rasio hutang modal maka semakin baik dan untuk keamanan pihak
luar rasio terbaik jika jumlah modal lebih besar dari jumlah hutang atau
minimal sama.
2. Total Asets to Total Debt Ratio/ Debt Ratio
Rasio ini merupakan perbandingan antara total hutang dengan total
aktiva. Sehingga rasio ini menunjukkan sejauh mana hutang dapat ditutupi oleh
aktiva. Menurut Sawir (2008:13) debt ratio merupakan rasio yang memperlihatkan
proposi antara kewajiban yang dimiliki dan seluruh kekayaan yang dimiliki.
Rasio ini dihitung dengan rumus:
Debt Ratio=total hutang / total aktiva
Apabila debt ratio semakin tinggi, sementara proporsi total aktiva tidak
berubah maka hutang yang dimiliki perusahaan semakin besar. Total hutang
semakin besar berarti rasio financial atau rasio kegagalan perusahaan untuk
mengembalikan pinjaman semakin tinggi.
Dan sebaliknya apabila debt ratio semakin kecil maka hutang yang
dimiliki perusahaan juga akan semakin kecil dan ini berarti risiko financial
perusahaan mengembalikan pinjaman juga semakin kecil.
3. Times Interest Earned
Time interest earned merupakan perbandinganantara laba bersih sebelum
bunga dan pajak dengan beban bunga dan merupakan rasio yang mencerminkan
besarnya jaminan keuangan untuk membayar bunga utang jangka panjang.
Sawir (2008:14) mengatakan bahwa: Rasio ini juga disebut dengan rasio
penutupan (coverage ratio), yang mengukur kemampuan pemenuhan kewajiban bunga
tahunan dengan laba operasi (EBIT) dan mengukur sejauh mana laba operasi boleh
turun tanpa menyebabkan kegagalan dari pemenuhan kewajiban membayar bunga
pinjaman.
Time Interest Earned dapat dihitung dengan rumus:
Time Interest Earned=laba bersih sebelum bunga dan pajak / beban bunga
Jadi rasio solvabilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk memenuhi
semua kewajibannya, untuk melunasi seluruh hutangnya yang ada dengan
menggunakan seluruh aset yang dimilikinya apabila sekiranya perusahaan
dilikuidasi. Dengan demikian rasio solvabilitas berpengaruh dengan kinerja
keuangan perusahaan sehingga rasio ini memiliki hubungan dengan harga saham
perusahaan. keuangan, antara lain :
Ø
Persaingan
internasional
Ø
Keuangan
internasional
Ø
Kurs
pertukaran yang berfluktuasi
Ø
Marger,
pengambilalihan, dan restrukturisasi
Ø
Inovasi
keuangan dan rekayasa keuangan
Rasio ini berhubungan dengan keputusan
pendanaan dimana perusahaan lebih memilih pembiayaan hutang dibandingkan modal
sendiri. Adapun jenis rasio yang umumnya digunakan adalah :
Debt to Asset Ratio (DAR)
Yaitu rasio total kewajiban terhadap asset.
Rasio ini menekankan pentingnya pendanaan hutang dengan jalan menunjukkan
persentase aktiva perusahaan yang didukung oleh hutang. Rumusnya adalah total
kewajiaban dibagi total aktiva.
Debt to Equity Ratio (DER)
Yaitu total kewajiban dibagi total ekuitas.
Dari perspektif kemampuan membayar kewajiban jangka panjang, semakin rendah
rasio akan semakin baik kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka
panjang.
Equity Multiplier (EM)
Yaitu total aktiva dibagi total ekuitas. Rasio
ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam mendayagunakan ekuitas pemegang
saham. Rasio ini juga bisa diartikan sebagai berapa porsi dari aktiva
perusahaan yang dibiayai oleh pemegang saham. Semakin kecil rasio ini, berarti
porsi pemegang saham akan semakin besar, sehingga kinerjanya semakin baik,
karena persentase untuk pembayaran bunga semakin kecil.
Interest coverage (IC)
Yaitu rasio ini berguna untuk mengetahui
kemampuan laba dalam membayar biaya bunga untuk periode sekarang. Investor dan
kreditor lebih menyukai rasio yang tinggi karena rasio yang tinggi menunjukkan
margin keamanan dari investasi yang dilakukan. Rumusnya adalah laba sebelum
pajak dan biaya bunga (EBIT) dibagi biaya bunga.
BAB
III
KESIMPULAN
Jika dilihat secara sepintas analisis rasio
sangat teknis dan mekanis. Namun jika dilakukan dengan cara benar, justru yang
terjadi sebaliknya, analisis rasio memerlukan pemikiran dan investigasi yang
menarik. Tantangan utama dari seorang analis bukan terletak pada bagaimana melakukan
perhitungan rasio-rasio perusahaan tetapi pada bagaimana melakukan
analisis dan menginterpretasikan rasio-rasio keuangan yang muncul. Jika
analisis rasio ini dilakukan dengan benar, maka dihasilkan rasio-rasio yang
sangat berguna karena dapat memberikan gambaran bagaimana aktifitas perusahaan
dijalankan dan bagaimana tendensinya serta kondisi perusahaan dimasa datang
dalam jangka pendek.
Analisis rasio yang dapat digunakan untuk
melihat kinerja perusahaan dalam jangka pendek adalah rasio liquiditas (modal
ke‹ja), termasuk ke dalam rasio ini adalah current ratio, acid test ratio,
receivable turn over, inventory turn over, tingkat tersedianya uang kas untuk
membelanjai operasional perusahaan, i+'on/ftp turn over dan current: asset turn
over.
Rasio solvabilitas digunakan untuk melihat
bagaiman kinerja keuangan dalam jangka panjang. Kodisi keuangan yang baik dalam
jangka pendek tidak menjamin adanya kondisi keuangan keuangan yang baik juga
dalam jangka panjang, termasuk dalam rasio ini adalah rat/o o/° owners equity
to total assets, ratio of owners equity to fixed assets, ratio of fixed assets
to lonp term liabilities
Selain rasio solvabilitas, rasio rentabilitas
juga digunakan untuk menilai bagaimana kinerja keuangan perusahaan dalam jangka
panjang, termasuk dalam rasio ini adalah prove profit marpin,operatinp profit
marpin dan net profit marpin, return on investment (POS), return on equity(POE).
Analisis laporan keuangan mempunyai beberapa
keterbatasan:
1) Data akuntansi dicatat dalam historical cost,
2) metode akuntansi yang dipakai bias mengaburkan gambaran
profitabilitas dan resiko perusahaan,
3) upaya pemolesan laporan keuangan bisa dilakukan oleh pihak manajemen,
4) apabila perusahaan mempunyai
divisi, biasanya informasi perdivisi tidak lengkap dan
5) inflasi akan mempengaruhi gambaran perusahaan. Penentuan baik
tidaknya suatu angka-angka keuangan dengan membandingkan angka tersebut dengan
standar industri memerlukan pertimbangan lebih lanjut.
DAFTAR PUSTAKA
- Sawir, Agnes, 2009. Analisa Kinerja
Keuangan dan Perencanaan keauangan Perusahaan, PT. Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta.
-Syafri Harahap, Sofyan, 2008. Analisa Kritis
atas Laporan Keuangan, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.
-Syamsuddin, Lukman, 2001. Manajemen Keuangan
Perusahaan, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Lukviarman, Niki.
2006. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Padang :
Andalas University Press
Munawir S. 1990. Analisa Laporan I¢euanpan.
Edisi Keempat, Yokyakarta: Liberty Weston, 1. Fred & Copeland, E. thomas.
1991. Manajemen I¢euanpan. edisi Kedelapan,
Jilid 1, Jakarta : Erlangga
Tidak ada komentar:
Posting Komentar